M A S L A H A H
Ditulis : 13 November 2019

ETIKA YANG HARUS DI MILIKI OLEH PEBISNIS SUKSES

Dalam semua tingkah kita sebagai umat rosululloh ï·º diharuskan untuk mengikuti apa yang telah di bawa oleh rosululloh ï·º baik dalam  ibadah, akhlak, cara hidup dan bekerja. Bekerja juga telah dianjurkan oleh Rasulullah yang juga merupakan seorang saudagar atau pedagang, namun dalam bekerja itu sendiri ada etika yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan baik itu petani, pegawai swasta, pegawai negri ataupun pebisnis. Sebagaimana etika yang di lakukan rosululloh ï·º ketika berdagang

 

Adapun etika yang harus dimiliki oleh pebisnis sukses adalah:

  • Shidiq ( jujur )

kejujuran. Kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah ﷺ sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran ini, beliau bersabda: “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali Ia menjelaskan aibnya,” (H.R. Al-Quzwani). “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami,” (H.R. Muslim). Rasulullah sendiri selalu bersikap jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang busuk di sebelah bawah dan barang baru di bagian atas.

  • Amanah (dapat di percaya)

Amanah merupakan landasan etika dan moral dalam bermuamalah termasuk di dalamnya pada saat menjalankan roda perekonomian dewasa ini. Dengan amanah akan tercipta kondisi masyarakat yang jujur, dapat dipercaya, transparan dan berlaku adil dalam setiap transaksi dan kerjasa sama, sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusip, membawa keberkahan kepada pihak-pihak yang terkait dan menimbulkan kemaslahatan bagi umat manusia secara keseluruhan. Kebalikan dari amanah adalah khianat, inilah sumber malapetaka yang signifikan dalam menyumbang kehancuran umat dewasa ini, mewabahnya manipulasi, persekongkolan tidak sehat, berlaku curang, dekadensi moral, berlaku zalim, monopoli kekayaan dan jenis-jenis maksiat lain. Karena sesungguhnya seluruh perbuatan maksiat adalah khianat.

  • Tabligh (komunikatif dan argumentative)

Apabila sifat tabligh diterapkan dalam berbisnis, bisa di derivasikan menjadi kemampuan komunikasi dan argumentasi dalam menyampaikan sesuatu. Namun dalam terapannya, menyampaikan bukan berarti asal menyampaikan, namun dikemas dengan cara yang komunikatif dan argumentatif sehingga inti dari pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan. Apapun yang menjadi keunggulan dan kelemahan produk misalnya, harus disampaikan pada pelanggan atau konsumen. Begitu juga dalam pelaporan dan presentasi, semua dilakukan dengan teknik yang benar-benar bertujuan agar maksud dan tujuan serta segala sesuatu tersampaikan dengan benar, bukan hanya sekedar tersampaikan.

  • Fathonah ( cerdas )

Terapannya dalam berbisnis, jika mengacu bagaimana cerdasnya Rasulullah mengatur bangsa arab yang pada saat itu dalam keadaan bodoh dan terpecah belah kemudian menyatukannya dalam satu bangsa yang besar yang berbudaya, maka kemampuan dalam analisa, manajemen, dan evaluasi serta komunikasi yang ‘cerdas’ harusnya dilakukan dengan totalitas dalam bisnis. Cerdas dalam melakukan perencanaan, mengorganisir, menerapkan strategi-strategi bisnis, dan cerdas dalam semua hal. Dengan memiliki sifat fathonah seseoranag akan menguasai bidangnya, menjadi seorang profesional, dan mampu menghasilkan keputusan yang cepat dan tepat.

 

*Diadaptasi dari berbagai tulisan penulis yang pernah dimuat di etika dalam berbisnis.