M A S L A H A H
Ditulis : 09 Februari 2020

Catatan dari Rapat Anggota Tahunan ke-22

BMT Maslahah – Sidogiri Pasuruan

31 Januari 2020


Bismillahirrohmanirohim

Pertama, sebagai peneliti, saya merasa bersyukur diundang dalam RAT ke-22 BMT Maslahah. Terima kasih kepada Bapak-bapak yang telah memberikan waktu untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar BMT Maslahah. Momen ini sudah saya nantikan sejak tahun 2012 ketika pertama kali melakukan penelitian di BMT Maslahah.

Kedua, saya merasa terhormat diminta untuk memberikan testimoni mengenai keberadaan BMT di Indonesia pada umumnya dan BMT Maslahah pada khususnya karena saya merasa bukan siapa-siapa dan harus banyak belajar dari bapak-bapak di BMT Maslahah ini. Saya lebih senang menyebut (kalau diperbolehkan) sebagai alumni BMT MMU karena saya mendapatkan gelar doktor dari Inggris karena melakukan penelitian di sini. Bagi saya pribadi, kembali ke BMT ini sama seperti kembali ke rumah; saya mendapatkan kehangatan yang sama ketika datang tahun 2012, Oktober 2019 dan saat ini. Terima kasih semuanya.
Ketiga, saya ingin berbagi cerita mengenai mengapa saya tertarik melakukan penelitian mengenai BMT. Berdasarkan literatur yang saya baca, Islamic Microfinance Institutions/BMT di Indonesia ini unik. Apakah di negara lain tidak ada? Banyak… tapi justru semakin dipelajari, semakin menemukan keunikan BMT ini.
Di negara-negara Amerika Latin (seperti Mesiko, Brasil) dan Asia Selatan (Pakistan dan Bangladesh dengan Muh. Yunus sebagai pemenang Nobel dengan Bank Grameen), lembaga keuangan mikro (LKM) didirikan dan didanai sepenuhnya oleh pemerintah atau lembaga donor (misalnya Bank Dunia) sampai bertahun-tahun. Bagaimanapun juga, biaya operasional menyelenggarakan LKM ini cukup tinggi, apalagi kalau nasabahnya sedikit dan banyak tunggakan.

Namun, mereka hanya bertahan paling lama 5-7 tahun, setelah itu tutup/bankrut karena sudah tidak ada bantuan dana dari pemerintah atau lembaga donor. Apa yang dilakukan adalah mengkonversi LKM ini menjadi bank agar bisa mendapatkan dana dari masyarakat dan diawasi oleh pemerintah, seperti OJK. Namun, mereka tidak lagi memiliki kebebasan untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat golongan miskin karena mensyaratkan adanya agunan dan administrasi yang rumit.

Di sisi lain, BMT di Indonesia ini benar-benar tangguh. Pertama, didirikan atas dasar kesadaran dari masyarakat, tanpa didanai oleh pemerintah atau lembaga donor. BMT MMU ini dulumnya memulai dengan mengumpulkan dana dari guru-guru hingga terkumpul 13,5 juta pada tahun 1997. Memang sedikit kalau dilihat dari nilai sekarang. Kedua, BMT beroperasi tanpa adanya pengawasan dari pemerintah seperti bank, namun BMT justru tumbuh dan berkembang; baik dari sisi jumlah maupun aset. Meskipun ada beberapa BMT yang akhirnya tutup, tapi secara mayoritas masih tetap bertahan dan data yang ada di Pinbuk dan PBMT tahun 2012 mengatakan bahwa jumlah BMT di Indonesia mencapai 4.000 lembaga. Dan jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan LKM Islam terbesar di dunia.

Karena itulah saya tertarik untuk meneliti, apa yang menyebabkan LKM ini bisa bertahan dan berkembang? Dari penelitian yang saya lakukan di BMT Maslahah ini, saya menyimpulkan bahwa nilai-nilai Islami yang dibawa sejak di pesantren, bisnis di BMT yang dianggap sebagai media dakwah, loyalitas terhadap pesantren Sidogiri, budaya yang ada di BMT (misalnya menggunakan sarung, berdoa, kebersamaan), semuanya ini adalah kekuatan yang luar biasa yang mendorong praktek tata kelola yang baik di organisasi.

Tata kelola inilah yang mendorong pertumbuhan organisasi. Kalau kita bandingkan dengan organisasi yang telah establish seperti asuransi Bumiputra dan Jiwasraya yang mengalami gagal bayar. Apakah mereka tidak memiliki tata kelola yang baik? Mereka memiliki tata kelola, namun mereka tidak memiliki nilai-nilai individual seperti yang dimiliki oleh BMT Maslahah ini.


Ketika ujian lisan untuk mendapatkan program doktor, saya diuji oleh seorang profesor dari Turki dan beliau mengatakan bahwa BMT inilah yang benar-benar mencerminkan LKM Islam yang seharusnya. Adanya kepercayaan terhadap nasabah, produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan yang lebih penting lagi, bahwa internalisasi nilai-nilai Islami dalam setiap operasional perusahaan. Ini yang luar biasa dan saya sampaikan ke mahasiswa di kelas bahwa jika anda mau belajar tentang lembaga keuangan Islam yang seharusnya, maka datanglah ke BMT Maslahan. Saya mohon doanya agar saya bisa istikhomah melakukan penelitian BMT di Indonesia.

Saya berharap bahwa BMT Maslahah ini akan tetap berkembang dan menjadi panutan, menjadi contoh bagi LKM Islam di dunia.