Tantangan yang dihadapai oleh dunia usaha pada era disrupsi ini semakin berat, termasuk yang dihadapi oleh para pengelola koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). “Pengelola koperasi dituntut untuk lebih kreatif, komunikatif dan kolaboratif supaya bisa bersaing dan mampu bertahan menghadapi tantangan era disrupsi,” papar Wakil Ketua Pengurus HM. Dumairi Nor saat memberikan sambutan pada Pembukaan Rapat Kerja Tahun 2021 di aula kantor pusat Koperasi BMT Maslahah Kamis (16/12/2021).
Menurutnya, apabila para pengelola koperasi tidak kreatif dan inovatif, akan tergerus dengan perubahan masa yang terus berubah. “Siapa yang tidak kenal dengan armada taksi Blue Bird yang sekarang gulung tikar lantaran berkembangnya taksi berbasis aplikasi,” ungkapnya.
Taksi berbasis aplikasi seperti Grab itu sangat kreatif. “Tidak membutuhkan lahan untuk parkir, tidak perlu membeli armada taksi, tidak butuh bengkel dan juga tidak membutuhkan karyawan dan driver. Sangat efisien sekali sehingga taksi konvensional yang berbiaya tinggi harus gulung tikar kalah dengaan taksi berbasis aplikasi,” jelasnya.
Demikian juga, tambahnya, dulu Ojek itu dianggap sepele, tapi sekarang dengan aplikasi Gojek tukang Ojek yang jadi Gojek naik peringkatnya. “Malah sepeda motor Gojek itu keren-keren bahkan sudah pakai motor keluaran baru,” katanya.
Selain kreatif, menurutnya, inovatif dan kolaboratif. Kreativitas harus diiringi dengan komunikasi yang baik sehingga tidak bergerak sendiri-sendiri. “Ke depan, kita harus mampu berkolaborasi dengan koperasi di sekitar kita untuk sama-sama maju dan berkembang. Seperti dengan Kopontren Sidogiri, Kopontren Al-Yasini maupun Koperasi BMT UGT Nusantara,” pungkasnya.
Penulis:
Mokh. Syaiful Bakhri